yanomami.net

yanomami.net – Indonesia memperketat pengawasan terhadap potensi penyebaran flu burung (Avian Influenza) ke manusia, responsif terhadap laporan terkini dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai kasus infeksi pada individu.

Menurut laporan WHO yang dikeluarkan pada tanggal 11 Juni 2024, seorang anak di Benggala Barat, India yang terinfeksi virus Avian Influenza Tipe A (H9N2) telah pulih setelah berinteraksi dengan unggas. Hal ini memicu peningkatan kewaspadaan di Indonesia.

dr Achmad Farchanny Tri Adryanto, M.K.M., Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan di Kementerian Kesehatan RI, mengatakan bahwa pihaknya terus memonitor varian Avian Influenza yang berpotensi menular ke manusia. “Kami secara khusus memantau strain HPAI (Highly Pathogenic Avian Influenza) seperti H5 di Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) tingkat 4 dan LPAI (Low Pathogenic Avian Influenza) seperti H7 dan H9 di Labkesmas Rujukan Nasional,” ujar Farchanny, seperti dikutip dari Kemenkes RI pada tanggal 22 Juni 2024.

Dalam upaya deteksi awal, Indonesia meningkatkan surveilans Influenza Like Illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Illnesses (SARI) yang mempertimbangkan faktor risiko seperti kontak langsung dengan unggas yang sakit atau mati mendadak, serta lingkungan yang terkontaminasi.

Lebih lanjut, pemerintah menguatkan pengawasan di titik masuk negara untuk mengidentifikasi dini risiko penularan. “Kami meningkatkan pengawasan terhadap Pelaku Perjalanan Luar Negeri dan Dalam Negeri dari daerah yang telah melaporkan kasus flu burung, terutama di bandar udara, pelabuhan, dan pos lintas barat darat,” terang Achmad Farchanny.

Selain itu, ada peningkatan pemeriksaan bagi pelaku perjalanan, terutama mereka yang berasal dari daerah dengan kasus flu burung terdeteksi, yang menunjukkan gejala ILI atau memiliki risiko terpapar unggas atau produk unggas. Prosedur pengambilan spesimen swab telah diterapkan sesuai dengan pedoman yang berlaku.

Indonesia juga memperluas pelaksanaan surveilans ILI di 14 UPT Bidang Kekarantinaan Kesehatan dan mengintensifkan koordinasi dengan dinas kesehatan, laboratorium kesehatan masyarakat, dan rumah sakit rujukan untuk meningkatkan kewaspadaan dan penanganan kasus flu burung pada manusia, serta rujukan spesimen ke laboratorium kesehatan masyarakat regional dan nasional.

Pemerintah terus melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan berbagai sektor untuk memastikan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi wabah flu burung.